Sejarah Bank Mandiri
Bank Mandiri didirikan pada 2 Oktober 1998, sebagai
bagian dari program restrukturisasi perbankan yang dilaksanakan oleh pemerintah
Indonesia. Pada bulan Juli 1999, empat bank pemerintah -- yaitu Bank Bumi Daya,
Bank Dagang Negara, Bank Ekspor Impor Indonesia dan Bank Pembangunan Indonesia
-- dilebur menjadi Bank Mandiri. Masing-masing dari keempat legacy banks
memainkan peran yang tak terpisahkan dalam pembangunan perekonomian Indonesia.
Sampai dengan hari ini, Bank Mandiri meneruskan tradisi selama lebih dari 140
tahun memberikan kontribusi dalam dunia perbankan dan perekonomian Indonesia.
Segera setelah merger, Bank Mandiri melaksanakan
proses konsolidasi secara menyeluruh. Pada saat itu, kami menutup 194 kantor
cabang yang saling berdekatan dan rasionalisasi jumlah karyawan dari jumlah
gabungan 26.600 menjadi 17.620. Brand Bank Mandiri diimplementasikan ke semua
jaringan dan seluruh kegiatan periklanan dan promosi lainnya. Selain itu, Bank
Mandiri berhasil mengimplementasikan core banking system baru yang terintegrasi
menggantikan core banking system legacy yang terpisah.
Semenjak didirikan, kinerja Bank Mandiri terus
meningkat terlihat dari laba yang terus meningkat dari Rp 1,18 Triliun di tahun
2000 hingga mencapai Rp 5,3 Triliun di tahun 2004. Selain itu, Bank Mandiri
juga mencatat prestasi penting dengan melakukan penawaran saham perdana pada 14
Juli 2003 sebesar 20% atau ekuivalen dengan 4 Milliar lembar saham.
Pada tahun 2005 Bank Mandiri mengalami permasalahan
yang mengakibatkan menurunnya kinerja bank. Salah satunya adalah dengan
meningkatnya kredit bermasalah, tercermin dari rasio Non Performing Loan (NPL)
net konsolidasi yang meningkat dari 1,60% di tahun 2004 menjadi 15,34% di tahun
2005. Hal ini secara langsung berdampak pada penurunan laba Bank Mandiri secara
signifikan dari sebelumnya sebesar Rp 5,3 Triliun di tahun 2004, menjadi Rp 603
Miliar di tahun 2005 atau mengalami penurunan sebesar sekitar 80%. Dari sisi kepercayaan
investor di bursa, harga saham Bank Mandiri juga mengalami penurunan dari Rp
2.050 pada Januari 2005 hingga ke level Rp 1.110 pada November 2005.
Transformasi Tahap Pertama
Tahun 2005 menjadi titik balik bagi Bank Mandiri,
dimana Bank Mandiri memutuskan untuk menjadi Bank yang unggul di regional atau
menjadi Regional Champion. Bank Mandiri mencanangkan program Transformasi yang
dilaksanakan melalui 4 (empat) strategi utama, yaitu :
Implementasi budaya, melalui restrukturisasi
organisasi berbasis kinerja, penataan ulang sistem penilaian berbasis kinerja,
pengembangan leadership dan talent, serta penyesuaian sumber daya manusia
dengan kebutuhan strategis.
Pengendalian Non Performing Loan secara agresif,
dimana Bank Mandiri fokus pada penanganan kredit macet dan memperkuat risk
management system.
Meningkatkan pertumbuhan bisnis yang melebihi
rata-rata pertumbuhan pasar melalui strategi dan value preposition yang distinctive
untuk masing-masing segmen.
Pengembangan dan pengelolaan program aliansi antar
Direktorat atau Business Unit dalam rangka optimalisasi layanan kepada nasabah,
serta untuk lebih menggali potensi bisnis nasabah-nasabah eksisting maupun value
chain dari nasabah-nasabah dimaksud.
Untuk dapat meraih aspirasinya menjadi Regional
Champion Bank, Bank Mandiri melakukan transformasi secara bertahap melalui 3
(tiga) fase:
Fase pertama "Back on Track" (2006 -
2007), yakni fokus untuk membenahi dan membangun dasar-dasar pertumbuhan Bank
Mandiri di masa datang;
Fase kedua "Outperform the Market" (2008 -
2009), yakni fokus pada pertumbuhan bisnis Bank Mandiri agar dapat tumbuh
signifikan di seluruh segmen dan memiliki profitabilitas diatas rata-rata
pasar;
Fase ketiga "Shaping the End Game" (2010),
yakni fase dimana Bank Mandiri dapat memiliki peranan aktif dalam proses
konsolidasi sektor Perbankan Indonesia.
Proses transformasi yang telah dijalankan Bank
Mandiri sejak tahun 2005 hingga tahun 2010 secara konsisten berhasil
meningkatkan kinerja Bank Mandiri, tercermin dari peningkatan berbagai
parameter finansial. Kredit bermasalah turun signifikan, tercermin dari rasio
NPL net konsolidasi yang turun dari sebesar 15,34% di tahun 2005 menjadi 0,62%
di tahun 2010. Selain itu laba bersih Bank Mandiri juga tumbuh sangat signifikan
dari Rp 0,6 Triliun di tahun 2005 menjadi Rp 9,2 Triliun di tahun 2010.
Sejalan dengan transformasi bisnis, Bank Mandiri
juga melakukan transformasi budaya dengan merumuskan kembali nilai-nilai budaya
untuk menjadi pedoman pegawai dalam berperilaku. Bank Mandiri menetapkan 5
(lima) nilai budaya perusahaan yang disebut "TIPCE" yaitu:
Kepercayaan (Trust), Integritas (Integrity), Profesionalisme (Professionalism),
Fokus pada pelanggan (Customer focus), dan Kesempurnaan (Excellence).
Bank Mandiri juga berhasil mencatat sejarah dalam
peningkatan kualitas layanan. Selama empat tahun berturut-turut pada tahun
2007, 2008, 2009 dan 2010, Bank Mandiri berhasil menempati posisi sebagai
service leader perbankan nasional berdasarkan survey Marketing Research Indonesia
(MRI) dengan menempati urutan pertama pelayanan prima. Selain itu, Bank Mandiri
juga mendapat apresiasi dari berbagai pihak dalam hal penerapan Good Corporate
Governance.
Kinerja Bank Mandiri yang terus meningkat ini
direspon positif oleh investor yang tercermin dari meningkatnya harga saham
Bank Mandiri secara signifikan dari posisi terendah Rp 1.110 per lembar saham
pada tanggal 16 November 2005 menjadi Rp 6.500 per lembar saham pada akhir
tahun 2010. Dalam kurun waktu kurang lebih 5 tahun, nilai kapitalisasi pasar
Bank Mandiri meningkat sekitar 6 kali lipat dari sebelumnya hanya sebesar Rp
21,8 Triliun menjadi Rp 136,5 Triliun.
Transformasi Lanjutan
Bank Mandiri saat ini sedang dalam tahap pelaksanaan
transformasi lanjutan tahun 2010-2014 dimana Bank Mandiri telah melakukan
revitalisasi visinya untuk "Menjadi Lembaga Keuangan Indonesia yang paling
dikagumi dan selalu progresif". Dengan visi tersebut Bank Mandiri
mencanangkan untuk mencapai milestone keuangan di tahun 2014, yaitu nilai
kapitalisasi pasar mencapai di atas Rp 225 Triliun dengan pangsa pasar
pendapatan mendekati 16%, ROA mencapai kisaran 2,5% dan ROE mendekati 25%,
namun tetap menjaga kualitas asset yang direfleksikan dari rasio NPL gross di
bawah 4%. Pada tahun 2014, Bank Mandiri ditargetkan mampu mencapai nilai
kapitalisasi pasar terbesar di Indonesia serta masuk dalam jajaran Top 5 Bank
di ASEAN. Selanjutnya di tahun 2020, Bank Mandiri mentargetkan untuk dapat
masuk dalam jajaran Top 3 di ASEAN dalam hal nilai kapitalisasi pasar dan menjadi
pemain utama di regional.
Untuk mewujudkan visi tersebut, transformasi bisnis
di Bank Mandiri tahun 2010 - 2014 akan difokuskan pada 3 (tiga) area bisnis
yaitu:
Wholesale transaction: Bank Mandiri akan memperkuat leadership-nya
dengan menawarkan solusi transaksi keuangan yang komprehensif dan membangun
hubungan yang holistik melayani institusi corporate & commercial di
Indonesia.
Retail deposit & payment: Bank Mandiri memiliki
aspirasi untuk menjadi bank pilihan nasabah di bidang retail deposit dengan menyediakan
pengalaman perbankan yang unik dan unggul bagi para nasabahnya.
Retail financing: Bank Mandiri memiliki aspirasi
untuk meraih posisi nomor 1 atau 2 dalam segmen pembiayaan ritel, terutama
untuk memenangkan persaingan di bisnis kredit perumahan, personal loan, dan
kartu kredit serta menjadi salah satu pemain utama di micro banking.
Ketiga area fokus tersebut didukung dengan penguatan
organisasi dan peningkatan infrastruktur (cabang, IT, operation, risk
management) untuk memberikan solusi layanan terpadu. Disamping itu, Bank
Mandiri memiliki dukungan Sumber Daya Manusia (SDM) yang handal, teknologi yang
selalu update, penerapan manajemen risiko dalam menjalankan bisnis secara prudent
dan penerapan Good Corporate Governance (GCG) yang telah teruji.
Salah satu upaya untuk mewujudkan visi transformasi
lanjutan, Bank Mandiri melaksanakan Penawaran Umum Terbatas (right issue) pada
awal tahun 2011 dalam rangka meningkatkan struktur permodalan. Pada kuartal III
tahun 2011, permodalan Bank Mandiri telah mencapai Rp 59,7 Triliun sehingga
menjadi bank pertama di Indonesia yang meraih predikat sebagai Bank
Internasional sesuai kriteria Arsitektur Perbankan Indonesia. Pada periode ini,
Mandiri dapat menegaskan diri sebagai lembaga keuangan di Indonesia dengan asset
terbesar mencapai Rp 501,9 Triliun, penyalur kredit terbesar mencapai Rp 297,5
triliun, serta penghimpun dana masyarakat terbesar mencapai Rp 376,4 triliun.
Kualitas kredit Bank Mandiri juga dapat terjaga dengan baik yaitu sebesar 2,56%
untuk NPL gross dan 0,66% untuk NPL netto.
Bank Mandiri pada kuartal III tahun 2011
mempekerjakan 27.305 karyawan dengan 1.526 kantor cabang yang tersebar di
seluruh Indonesia dan 7 kantor cabang/perwakilan/anak perusahaan di luar
negeri. Layanan distribusi Bank Mandiri juga dilengkapi dengan jaringan
Electronic Data Capture sebanyak 70.616 unit, serta electronic channels yang
meliputi Mandiri Mobile, Internet Banking, SMS Banking dan Call Center 14000.
Bank Mandiri juga didukung 6 pilar bisnis anak perusahaan yang bergerak di
bidang perbankan syariah, pasar modal, pembiayaan, asuransi jiwa, asuransi
umum, serta bank fokus di segmen mikro.
Sumber: - http://id.wikipedia.org/wiki/Bank_Mandiri
- www.bankmandiri.co.id/corporate01/about_profile.asp
1 komentar:
Salam Sukses Semuanya……
Buat Rekan Rekan yang membutuhkan Software Interface Core Banking…wajib baca ini
Daftar Produk
Proswitching
Merupakan suatu paket program untuk pengiriman message / file antar cabang, biasanya digunakan untuk Financial Transaction. Software Proswitching sudah di gunakan dan terbukti sangat baik di beberapa bank antara lain : Bank BRI, Bank BRI Syariah, Bank BNI, Bank BTN, Bank Mega, Bank Mega Syariah, Bank DKI dan Bank Index
Rekonsiliasi
Merupakan program rekonsiliasi yang dijalankan kantor pusat pada wide area network, berguna untuk melakukan rekonsiliasi transaksi antar cabang.
Stand In
Merupakan paket program aplikasi yang berfungsi sebagai server pengganti dimana transaksi-transaksi yang dilakukan oleh media tertentu (misal ATM) dapat dilakukan apabila server utama sedang bermasalah atau sedang melakukan proses tertentu
ATM Controller dan Monitoring
Adalah program aplikasi yang melakukan kontrol terhadap mesin-mesin atm baik dalam proses maupun dalam hal terjadi gangguan pada mesin
Card Access Management
Adalah program aplikasi yang melakukan kontrol terhadap kartu kartu nasabah baik itu dalam hal pembukaan kartu baru, pengubahan atau penghapusan kartu
Ticketing
Merupakan program aplikasi yang berfungsi sebagai program penanganan transaksi Tour & Travel Ticketing
General Ledger
Merupakan paket program aplikasi yang berfungsi sebagai program akuntansi dan telah banyak dipakai oleh perusahaan perusahaan di Indonesia, berbasis Windows. General Ledger ini mempunyai banyak fitur-fitur yang tidak dapat dilakukan oleh aplikasi lain
Inventory Control System
Merupakan paket program yang berfungsi sebagai kontrol terhadap stock barang, penjualan/pembelian serta hutang / piutang. Program ini telah banyak dipakai di beberapa perusahaan di Indonesia
Integrated Accounting System
Merupakan paket program penggabungan antara Inventory Control System dengan General Ledger sehingga berfungsi sebagai kontrol stock barang, penjualan / pembelian serta program akuntansi. Program ini cocok untuk perusahaan perusahaan distribusi secara retail
Payroll
Merupakan paket program yang berfungsi sebagai program gaji dan telah banyak dipakai dibeberapa perusahaan di Indonesia
Banking Online System
Merupakan paket program yang berfungsi untuk melayani seluruh produk dalam dan luar negeri dari level front office sampai level back office
Sistim Sumber Daya Manusia
Merupakan paket program yang berfungsi untuk mengelola data kepegawaian mulai dari perencanaan, recruitment, pelatihan, personalia, gaji dan pengembangan
Pengadaan Personal Computer
Branded : Hewlett Packard, IBM, ACCER, COMPAQ, dll
Lokal / Rakitan
Upgrade
Demikian Data Profil PT Metalogic Infomitra di buat, apabila anda membutuhkan jasa kami silahkan hubungi :
Herry Hermawan
PT Metalogic Infomitra
Jl Kemandoran 1 No 20
Grogol Utara
Jakarta Barat
Telp 021 5324790-91
Hp 081808848274
Posting Komentar